Melalui jaringan backlink yang kami miliki merupakan penyedia jasa backlink menerima berbagai backlink Indonesia dengan layanan jasa backlink murah yang kami kelola secara manual dan profesional. Kami menawarkan jasa backlink terbaik. Bagaimana cara membeli backlink dari kami?. Silahkan 👉 Hubungi Kami! harga sangat terjangkau!

01. Backlink Indonesia 26. Iklan Maluku Utara
02. Backlink Termurah 27. Iklan Nusa Tenggara Barat
03. Cara Membeli Backlink 28. Iklan Nusa Tenggara Timur
04. Iklan Aceh 29. Iklan Online Indonesia
05. Iklan Bali 30. Iklan Papua
06. Iklan Bangka Belitung 31. Iklan Papua Barat
07. Iklan Banten 32. Iklan Riau
08. Iklan Bengkulu 33. Iklan Semesta
09. Iklan Dunia 34. Iklan Sulawesi Barat
10. Iklan Gorontalo 35. Iklan Sulawesi Selatan
11. Iklan Internet 36. Iklan Sulawesi Tengah
12. Iklan Jakarta 37. Iklan Sulawesi Tenggara
13. Iklan Jambi 38. Iklan Sulawesi Utara
14. Iklan Jawa Barat 39. Iklan Sumatra Barat
15. Iklan Jawa Tengah 40. Iklan Sumatra Selatan
16. Iklan Jawa Timur 41. Iklan Sumatra Utara
17. Iklan Kalimantan Barat 42. Iklan Terbaru
18. Iklan Kalimantan Selatan 43. Iklan Yogyakarta
19. Iklan Kalimantan Tengah 44. Jaringan Backlink
20. Iklan Kalimantan Timur 45. Jasa Backlink
21. Iklan Kalimantan Utara 46. Jasa Backlink Murah
22. Iklan Kepulauan Riau 47. Jasa Backlink Terbaik
23. Iklan Lampung 48. Jasa Backlink Termurah
24. Iklan Link 49. Media Backlink
25. Iklan Maluku 50. Raja Backlink

Kami jaringan backlink sebagai media backlink bisa juga menerima content placement yakni jasa backlink termurah kami di dalam artikel. Pesan segera jasa backlink termurah ini. Karena kami adalah raja backlink yang sebenarnya!

Kepopuleran Podcast Bukti Banyak Orang Merindukan Siaran Radio Jaman Dulu

Bagi generasi 90-an dan sebelumnya, radio adalah hiburan paling menyenangkan yang rasanya sulit untuk digantikan. Bukan sekedar karena deretan lagu dari para musisi idola yang diputarkan, tapi faktor penyiar radio yang asik juga sangat berpengaruh. Mungkin anak-anak jaman sekarang tidak akan paham bagaimana menikmati siaran radio yang dirasakan kawula 90-an.

sumber gambar : pixabay
Jika diminta pendapat tentang siaran radio, mungkin anak jaman sekarang akan menjawab dengan berbagai sanggahan yang seakan menyingkirkan peran penting dari media penyiaran yang satu ini. Yah, tidak salah juga karena saat ini sudah banyak sekali teknologi canggih yang bisa dinikmati untuk hiburan. Tidak seperti orang jaman dulu yang hiburannya berupa radio dan TV dengan saluran yang sangat minim.

Tahun 2004 silam, Ben Hammersley menerbitkan sebuah artikel karangan di The Guardian dengan pembahasan tentang podcasting. Kata podcast berasal dari 2 kata, pod adalah singkatan playable on demand atau dimainkan atas permintaan dan broadcasting atau penyiaran.

Di tahun 2004 bisa dibilang ponsel cerdas sedang menanjak dan sangat didamba-dambakan banyak orang. Dengan kehadiran ponsel canggih, perlahan orang bisa mengakses internet dengan mudah, mengunduh lagu, menelusuri informasi menarik di jagat maya, menonton video dan lain sebagainya yang perlahan membuat peran radio semakin ditinggalkan.

Saya ingat di tahun 2016 kemarin ketika bertemu dengan teman baru di Jakarta, dia menyinggung masalah radio yang masih jadi pilihan di mobil. Ketika saya menanyakan "kenapa radio?", dia bilang kalau orang-orang di Jakarta terbiasa dengan macet dan panas di jalanan. Karena sudah bosan dengan kemajuan tehnologi dan lagu-lagu yang mudah dihafal, radio jadi pilihan yang tepat untuk hiburan di tengah kemacetan.

Belum lama ini saya yang sering mengikuti channel YouTube Ray Buat Trailer dan akun twitter Mafia Wasit cukup kaget karena mereka menghadirkan konten berupa podcast. Pikir saya, disaat banyak orang menawarkan konten canggih, drama, dan segala hal berbau kemajuan yang berfokus kepada visual, mereka malah coba menawarkan konten obrolan ringan yang awalnya saya pikir tidak penting.

Yah, awalnya saya pikir podcast mereka tidak penting sama sekali. Kenapa saya harus mendengarkan orang ngobrol selama berjam-jam? Kenapa saya harus mengikuti pembahasan mereka di dalam video yang kebanyakan tidak menampilkan gambar dan video berjalan itu?

Ternyata saya malah mulai menyukai podcast setelah awalnya mencoba menyingkirkannya dan melabelinya dengan tidak penting. Saya yang tumbuh di era 90-an, seakan terbawa ke dalam suasana jaman dulu ketika masih menghibur diri dengan siaran radio dari para penyiar yang asik dalam menyampaikan kata-katanya. Momen dimana saya meminta lagu, mengirimkan salam dan lagu request saya diputar di radio, ah betapa menyenangkan masa-masa itu.

Saya benar-benar terbawa suasana dengan maraknya konten podcast. Entah jenis obrolan apa saja yang dihadirkan, rasanya membuat saya penasaran untuk terus mendengarkannya. Saat ini saya memang lebih suka mendengarkan podcast di YouTube, meski terkadang mencari di Google. Saya yang dulu hanya mau menonton dan mendengarkan video YouTube dengan durasi di bawah 10 menit saja, kini malah ketagihan untuk mendengarkan (dengan mengabaikan tampilan video) konten podcast yang ada.

Banyak orang yang bilang bahwa eranya siaran radio akan segera kembali melalui podcast. Saya pikir itu tidak berlebihan karena toh nyatanya masih banyak generasi emas 90-an yang merindukan siaran radio. Bukan sekedar lagu yang diputar di radio dengan iklan menyebalkan yang terkadang membuat lagu yang diputar tidak penuh, tapi fokus utamanya yang terkadang tidak disadari adalah suasana nyaman saat mendengarkan para penyiar menyampaikan kalimat-kalimatnya yang enak untuk didengarkan.

Kabarnya di luar negeri, konten podcast sudah mulai dikomersilkan dengan pemasangan iklan. Saya pikir dalam waktu dekat, di Indonesia juga akan segera ramai konten seperti ini dan bukan tak mungkin para penyiar radio akan kembali muncul melalui konten baru yang mau tak mau harus mengikuti perkembangan jaman.


Agen Iklan Online

close
Jadi Agen Iklan